Apakah Perusahaan anda memiliki Aset Tetap? Dan apakah anda menemukan bahwa beberapa aset tetap masih dioperasikan namun nilai perolehannya telah disusutkan secara penuh, BV = 0?
Dalam kasus ini, estimasi awal umur manfaat dari aset tetap tersebut telah terbukti tidak tepat.
Berikut pertanyaan yang sering diajukan:
“Hai auditor, kami merupakan perusahaan manufacturing. Kami menggunakan suatu mesin untuk jangka waktu yang lebih lama daripada umur manfaatnya, dan sehingga mesin tersebut telah disusutkan penuh. Apakah yang harus kami lakukan untuk memperbaiki hal tersebut?
Namun, dalam kasus ini, berapa beban depresiasi yang dapat diakui dalam laporan kinerja keuangan?
Tentu saja jawabnya adalah tidak ada – karena nilai buku dari PPE tidak boleh kurang dari nol.
Maka dalam kenyataanya, anda masih menggunakan mesin tersebut, namun anda tidak dapat mengakui beban depresiasi, karena tidak ada saldo nilai yang tersisa. Anda telah mensusutkan secara penuh nilai aset tersebut dalam laporan periode sebelumnya.
Dan konsekuensinya, prinsip matching tidak dapat berlaku untuk kasus ini. Beban tersebut tidak dapat ditandingkan dengan manfaat yang diperoleh dari mesin tersebut.
Umur manfaat bukanlah umur ekonomi potensial dari aset tersebut. Kedua hal tersebut seringlah tidak sama!
Sebagai contoh, umur ekonomi normal suatu mobil adalah 4 tahun, namun kebijakan perusahaan adalah memperbaharui mobil setiap dua tahun. Dalam kasus ini, umur manfaat mobil adalah hanya 2 tahun.
Atau, umur ekonomi suatu mesin adalah 6 tahun, namun setelah 3 tahun, ahli dari perusahaan menilai bahwa mesin dapat digunakan untuk waktu tambahan 5 tahun. Dalam kasus ini, umur manfaat adalah 8 tahun.
Hal yang sangat penting: Standard IAS 16 mewajibkan entitas untuk mereviu umur manfaat aset-aset nya paling sedikit setiap akhir tahun akuntansi.
Anda tidak akan percaya berapa banyak entitas yang melupakan pernyataan Standar tersebut!
Mereka hanya membukukan beban depresiasi tahunan berdasarkan tarif yang ditentukan untuk kelompok aset yang sama, dan cukup sampai disitu.
Mereka tidak merevisi umur manfaat aset mereka dan akibatnya, mereka berakhir dengan menggunakan aset yang telah disusutkan penuh dalam proses produksi mereka.
Hal ini berarti bahwa anda cukup menentukan sisa umur manfaat, ambil saldo buku, dan mengakui beban depresiasi berdasarkan nilai buku dan sisa umur manfaat yang baru.
Tidak ada restatement dari laporan keuangan periode sebelumnya diperbolehkan. IAS 8 mewajibkan pengakuan perubahan dalam estimasi akuntansi secara prospectively (sekarang dan dalam masa datang).
Sekarang anda dapat bilang: OK, saya mengerti, namun apa yang seharusnya saya lakukan ketika saldo buku dari aset adalah nol?
Namun, jika anda benar-benar lupa untuk merevisi umur manfaat dalam periode pelaporan sebelumnya, maka kegagalan ini akan berlaku IAS 16 terkait kesalahan akuntansi.
Jika kesalahan ini bernilai material, maka anda seharusnya mengkoreksi secara retrospektif sebagaimana yang diatur dalam IAS 8. Hal ini berarti menyajikan kembali laporan periode sebelumnya dengan menggunakan estimasi umur manfaat yang telah direvisi. Akan ada banyak pekerjaan!
Dan memang benar bahwa jika anda masih berencana untuk menggunakan mesin yang ada dalam periode mendatang, maka nilai wajar aset tersebut tentu saja lebih besar dari nol.
Menilai kembali aset dengan nilai buku nol, akan secara efektif berarti bahwa anda merubah kebijakan akuntansi dan maka standar IAS 8 menjadi berlaku.
Sesuai dengan IA8 8, anda seharusnya merubah kebijakan akuntansi hanya jika:
Tentu saja poin 2 memecahkan masalah sisa nilai buku nol pada akhir periode laporan berjalan. Hal ini seperti pil yang segera memberikan efek sembuh dari sakit kepala.
Namun, kebijakan akuntansi menyajikan beberapa aturan dan standar mengenai bagaimana anda melaporkan beberapa transaksi tertentu dalam laporan keuangan – tidak hanya sekarang, namun juga dalam masa mendatang.
Standar tersebut bukanlah seperti pil yang segera memberikan penyembuhan. Standar seperti suatu remedial yang mengatasi sebab utama dan membuat anda menjadi sehat untuk jangka panjang, sehingga anda tidak perlu lagi minum pil. Namun, bagaimana seandainya anda menggunakan pil yang salah?
Maka, apakah anda berpikir bahwa merubah kebijakan akuntansi anda dari cost model ke revaluation model, akan memberikan anda informasi yang lebih baik terkait mesin anda, tidak hanya sekarang, namun juga dalam masa mendatang?
Sebelum anda menjawab pertanyaan tersebut, mohon pertimbangkan hal berikut:
Dalam opini kami, akan lebih baik untuk mereviu estimasi umur manfaat setiap akhir tahun akuntansi dan mengakui perubahan estimasi akutansi, daripada alternatif untuk merubah kebijakan akuntansi hanya untuk tujuan segera menyembuhkan sakit kepala.
Dari sudut pandang jangka panjang, revaluation model tidak lah cocok untuk mesin yang digunakan dalam proses produksi, khususnya ketika mesin tersebut memiliki sifat khusus dan recovery utama mesin tergantung pada produksi dari aset lainnya dan tidak tergantung pada capital gain yang dihasilkan dari pergerakan harga pasar mesin tersebut.
Ya, kami paham bahwa potensi koreksi dari kesalahan yang dihasilkan dari kegagalan untuk mereviu umur manfaat di masa lalu dapat menjadi proses yang menyulitkan, karena anda perlu membuat banyak perhitungan. Namun, proses tersebut cukup anda lakukan SATU KALI.
Sumber: ifrs.com
Dalam kasus ini, estimasi awal umur manfaat dari aset tetap tersebut telah terbukti tidak tepat.
Berikut pertanyaan yang sering diajukan:
“Hai auditor, kami merupakan perusahaan manufacturing. Kami menggunakan suatu mesin untuk jangka waktu yang lebih lama daripada umur manfaatnya, dan sehingga mesin tersebut telah disusutkan penuh. Apakah yang harus kami lakukan untuk memperbaiki hal tersebut?
Apa yang salah dengan kondisi tersebut?
Masalahnya adalah bahwa mesin tersebut digunakan lebih lama daripada umur manfaatnya, sehingga mesin tersebut disusutkan secara penuh dan nilai bukunya = 0.Namun, dalam kasus ini, berapa beban depresiasi yang dapat diakui dalam laporan kinerja keuangan?
Tentu saja jawabnya adalah tidak ada – karena nilai buku dari PPE tidak boleh kurang dari nol.
Maka dalam kenyataanya, anda masih menggunakan mesin tersebut, namun anda tidak dapat mengakui beban depresiasi, karena tidak ada saldo nilai yang tersisa. Anda telah mensusutkan secara penuh nilai aset tersebut dalam laporan periode sebelumnya.
Dan konsekuensinya, prinsip matching tidak dapat berlaku untuk kasus ini. Beban tersebut tidak dapat ditandingkan dengan manfaat yang diperoleh dari mesin tersebut.
Masalah ada pada umur manfaat aset tetap.
Standar IAS 16 Property, plant and equipment mendefinisikan umur manfaat sebagai:- Periode selama suatu aset diharapkan tersedia untuk digunakan oleh suatu entitas, atau
- Jumlah unit produksi atau sejenisnya yang diharapkan diperoleh dari suatu aset oleh suatu entitas.
Usefullife |
Umur manfaat bukanlah umur ekonomi potensial dari aset tersebut. Kedua hal tersebut seringlah tidak sama!
Sebagai contoh, umur ekonomi normal suatu mobil adalah 4 tahun, namun kebijakan perusahaan adalah memperbaharui mobil setiap dua tahun. Dalam kasus ini, umur manfaat mobil adalah hanya 2 tahun.
Atau, umur ekonomi suatu mesin adalah 6 tahun, namun setelah 3 tahun, ahli dari perusahaan menilai bahwa mesin dapat digunakan untuk waktu tambahan 5 tahun. Dalam kasus ini, umur manfaat adalah 8 tahun.
Hal yang sangat penting: Standard IAS 16 mewajibkan entitas untuk mereviu umur manfaat aset-aset nya paling sedikit setiap akhir tahun akuntansi.
Anda tidak akan percaya berapa banyak entitas yang melupakan pernyataan Standar tersebut!
Mereka hanya membukukan beban depresiasi tahunan berdasarkan tarif yang ditentukan untuk kelompok aset yang sama, dan cukup sampai disitu.
Mereka tidak merevisi umur manfaat aset mereka dan akibatnya, mereka berakhir dengan menggunakan aset yang telah disusutkan penuh dalam proses produksi mereka.
Bagaimana memperbaiki situasi ini?
Mari kita sarankan 2 kemungkinan tindakan perbaikan untuk situasi ini.Twosolution |
Solusi 1: Reviu umur manfaat pada setiap akhir periode akuntansi.
Umum manfaat merupakan suatu estimasi akuntansi dan jika anda menemukan bahwa terdapat perubahan dalam estimasi umur manfaat, anda perlu membukukan perubahan tersebut sesuai dengan IAS 8 Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors.Hal ini berarti bahwa anda cukup menentukan sisa umur manfaat, ambil saldo buku, dan mengakui beban depresiasi berdasarkan nilai buku dan sisa umur manfaat yang baru.
Usefullife |
Tidak ada restatement dari laporan keuangan periode sebelumnya diperbolehkan. IAS 8 mewajibkan pengakuan perubahan dalam estimasi akuntansi secara prospectively (sekarang dan dalam masa datang).
Sekarang anda dapat bilang: OK, saya mengerti, namun apa yang seharusnya saya lakukan ketika saldo buku dari aset adalah nol?
Jawabnya, adalah tergantung situasi.
Jika anda mereviu umur manfaat di masa lalu secara rutin dan selama periode pelaporan berjalan anda menemukan bahwa anda ingin menggunakan aset tersebut untuk waktu yang lebih lama lagi, maka tidak banyak yang dapat dilakukan. Cukup biarkan aset tersebut sebagaimana biasanya dan pastikan anda menghindari situasi yang sama dimasa mendatang.Namun, jika anda benar-benar lupa untuk merevisi umur manfaat dalam periode pelaporan sebelumnya, maka kegagalan ini akan berlaku IAS 16 terkait kesalahan akuntansi.
Jika kesalahan ini bernilai material, maka anda seharusnya mengkoreksi secara retrospektif sebagaimana yang diatur dalam IAS 8. Hal ini berarti menyajikan kembali laporan periode sebelumnya dengan menggunakan estimasi umur manfaat yang telah direvisi. Akan ada banyak pekerjaan!
Solusi 2: Menilai kembali aset ke nilai wajarnya.
Standard IAS 16 memperbolehkan 2 model untuk pengukuran PPE: cost model dan revaluation model.Dan memang benar bahwa jika anda masih berencana untuk menggunakan mesin yang ada dalam periode mendatang, maka nilai wajar aset tersebut tentu saja lebih besar dari nol.
Menilai kembali aset dengan nilai buku nol, akan secara efektif berarti bahwa anda merubah kebijakan akuntansi dan maka standar IAS 8 menjadi berlaku.
Sesuai dengan IA8 8, anda seharusnya merubah kebijakan akuntansi hanya jika:
- Perubahan tersebut disyaratkan oleh IFRS. Tentu saja syarat ini tidak berlaku untuk kasus kita.
- Perubahan yang menghasilkan informasi laporan keuangan yang lebih reliabel dan relevan tentang dampak transaksi, kejadian/ kondisi lainnya dalam laporan posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas.
Tentu saja poin 2 memecahkan masalah sisa nilai buku nol pada akhir periode laporan berjalan. Hal ini seperti pil yang segera memberikan efek sembuh dari sakit kepala.
Namun, kebijakan akuntansi menyajikan beberapa aturan dan standar mengenai bagaimana anda melaporkan beberapa transaksi tertentu dalam laporan keuangan – tidak hanya sekarang, namun juga dalam masa mendatang.
Standar tersebut bukanlah seperti pil yang segera memberikan penyembuhan. Standar seperti suatu remedial yang mengatasi sebab utama dan membuat anda menjadi sehat untuk jangka panjang, sehingga anda tidak perlu lagi minum pil. Namun, bagaimana seandainya anda menggunakan pil yang salah?
Twosolution |
Maka, apakah anda berpikir bahwa merubah kebijakan akuntansi anda dari cost model ke revaluation model, akan memberikan anda informasi yang lebih baik terkait mesin anda, tidak hanya sekarang, namun juga dalam masa mendatang?
Sebelum anda menjawab pertanyaan tersebut, mohon pertimbangkan hal berikut:
- Anda perlu untuk menerapkan standar IFRS 13 Fair Value Measurement untuk menentukan nilai wajar dari mesin anda. Hal ini sangat sulit dan tidak praktis.
Bagaimana anda dapat menetapkan nilai pasar dari mesin produksi bekas (apalagi jika mesin tersebut spesifik bagi perusahaan anda)? - Revaluation model umumnya (99,9%) digunakan untuk bangunan dan tanah, karena mudah untuk menentukan nilai pasar dari bangunan dan tanah, secara rutin.
Apakah hal ini cocok untuk kasus mesin produksi bekas, dengan beberapa sifat khusus yang hanya beberapa perusahaan sejenis yang dapat menggunakan mesin tersebut? - Anda perlu merevaluasi mesin anda dengan cukup rutin. Dapatkah anda menentukan fair value mesin tersebut secara tahunan?
- Anda perlu merevaluasi seluruh aset yang sejenis/ kelompok, bukan berdasarkan basis individu mesin. Dapatkah anda menentukan nilai wajar seluruh mesin? Seberapa praktis hal tersebut dilakukan?
Solusi apa yang seharusnya dipilih?
Jawabnya tergantung.Dalam opini kami, akan lebih baik untuk mereviu estimasi umur manfaat setiap akhir tahun akuntansi dan mengakui perubahan estimasi akutansi, daripada alternatif untuk merubah kebijakan akuntansi hanya untuk tujuan segera menyembuhkan sakit kepala.
Dari sudut pandang jangka panjang, revaluation model tidak lah cocok untuk mesin yang digunakan dalam proses produksi, khususnya ketika mesin tersebut memiliki sifat khusus dan recovery utama mesin tergantung pada produksi dari aset lainnya dan tidak tergantung pada capital gain yang dihasilkan dari pergerakan harga pasar mesin tersebut.
Ya, kami paham bahwa potensi koreksi dari kesalahan yang dihasilkan dari kegagalan untuk mereviu umur manfaat di masa lalu dapat menjadi proses yang menyulitkan, karena anda perlu membuat banyak perhitungan. Namun, proses tersebut cukup anda lakukan SATU KALI.
Sumber: ifrs.com
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete